Bertanyalah pada Pasangan Kita
Keluarga ini telah bertahan selama 50 tahun. Suka dan duka telah dilalui bersama. Tak ada rahasia antara mereka berdua, kecuali suatu kotak yang disimpan bu Martha dalam lemari. Beliau berpesan agar tak boleh dibuka atau bahkan hanya bertanya tentang isinya. Sampai suatu saat bu Martha, sang istri, menderita sakit yang parah. Segala upaya telah dilakukan oleh pak Heri, sang suami. Ketika bu Martha merasa tak sanggup lagi bertahan, dia memanggil suami yang sangat dicintainya."Suamiku, saatnya aku memberi tahumu tentang kotak yang selama ini aku larang untukmu membukanya", kata bu Martha.
Pak Heri dengan segera mengambil kotak itu dan membukanya, Dia terheran - heran ketika melihat ada dua boneka rajutan dan setumpuk uang yang ia lansir sekitar 10 juta. Lalu dia bertanya, "istriku, apa maksud engkau menyimpan 2 boneka dan setumpuk uang ini?"
"Suamiku, di waktu kecil, aku selalu dinasehati ibuku agar tidak pernah melawan suami, bahkan hanya menyamai nada bicara apalagi membentak", kata bu Martha pelan.
Dalam benak sang suami, terbayang ketika ia memarahi istrinya yang hanya masalah sepele tetapi tidak ada perlawanan untuknya. Ia tertegun. "Lantas?", tanyanya.
"Di waktu engkau sedang melampiaskan amarahmu padaku, aku merajut boneka ini."
Pak Heri yang masih bingung kemudian bertanya lagi, "Lalu uang ini?"
"Ohhh... itu hasil penjualan boneka-boneka rajutanku dulu."
Saudaraku, pernahkah kita berfikir bagaimana kita dihadapan orang terdekat kita, entah itu suami, istri, saudara, teman, dan tetangga kita? Nyamankah ia dengan adanya kita di samping mereka? Pernahkah kita bertanya pada pasangan kita apa sifat dari kita sehingga pasangan kita merasa tertekan?
Saudaraku, kita tercipta berpasang-pasang. Tak ada yang sempurna memang. Akan tetapi menuju kesempurnaan adalah suatu proses yang harus kita lewati. Dengan pasangan kita, proses itu akan lebih mudah. Mari evaluasi diri, bertanyala pada pasangan kita. Jika pasangan kita saja merasa ada yang salah dengan kita, masihkah kita mampu menggapai ridho Allah yang merupakan kesempurnaan iman seorang manusia?
Pak Heri dengan segera mengambil kotak itu dan membukanya, Dia terheran - heran ketika melihat ada dua boneka rajutan dan setumpuk uang yang ia lansir sekitar 10 juta. Lalu dia bertanya, "istriku, apa maksud engkau menyimpan 2 boneka dan setumpuk uang ini?"
"Suamiku, di waktu kecil, aku selalu dinasehati ibuku agar tidak pernah melawan suami, bahkan hanya menyamai nada bicara apalagi membentak", kata bu Martha pelan.
Dalam benak sang suami, terbayang ketika ia memarahi istrinya yang hanya masalah sepele tetapi tidak ada perlawanan untuknya. Ia tertegun. "Lantas?", tanyanya.
"Di waktu engkau sedang melampiaskan amarahmu padaku, aku merajut boneka ini."
Pak Heri yang masih bingung kemudian bertanya lagi, "Lalu uang ini?"
"Ohhh... itu hasil penjualan boneka-boneka rajutanku dulu."
Saudaraku, pernahkah kita berfikir bagaimana kita dihadapan orang terdekat kita, entah itu suami, istri, saudara, teman, dan tetangga kita? Nyamankah ia dengan adanya kita di samping mereka? Pernahkah kita bertanya pada pasangan kita apa sifat dari kita sehingga pasangan kita merasa tertekan?
Saudaraku, kita tercipta berpasang-pasang. Tak ada yang sempurna memang. Akan tetapi menuju kesempurnaan adalah suatu proses yang harus kita lewati. Dengan pasangan kita, proses itu akan lebih mudah. Mari evaluasi diri, bertanyala pada pasangan kita. Jika pasangan kita saja merasa ada yang salah dengan kita, masihkah kita mampu menggapai ridho Allah yang merupakan kesempurnaan iman seorang manusia?
Komentar