AKU = AKU
Kawan, pernahkah kalian mendengar seseorang berkata, “Aku adalah Aku. Aku tidak bisa menjadi orang lain. Jangan paksa aku berubah” atau ketika seorang anak dari kota berbicara dengan teman kampusnya yang dari desa “Aku tidak biasa seperti itu, aku tidak mau. Aku tidak nyaman dengan suasana desa seperti itu”, atau juga seorang pria yang berkata pada pasangannya “Aku ini laki-laki, tidak bisa memahamimu seperti itu. Janganlah kau menangis hanya karena masalah kecil seperti ini” sebaliknya sang wanita menjawab “Kau tidak pernah bisa mengerti aku. Kau begitu tak pedulikan aku”, dan masih banyak lagi...
Kawan, banyak orang bermusuhan karena berbeda pendapat. Banyak orang bertengkar karena tak ada yang mau mengalah. Mereka beralasan “Aku memang seperti ini”. Coba kita cermati kalimat ini. Seakan akan dia merasa bangga dan tidak mau berubah. Dia merasa menduduki kursi dalam waktu yang sangat lama, dan tidak mau berpindah. Dia tidak menyadari kursinya sudah reyot, atau sudah tak layak ditempati, tidak lagi seperti yang dulu. Tak ada keinginan darinya untuk menjadi sesuatu yang baru, dan lebih baik.
Kawan,bayangkanlah jika setiap diri kita menjadi orang yang fleksibel. Pastilah yang dalam fikiran kita adalah “Aku memang seperti ini, tapi aku takkeberatan untuk menjadi seperti itu kalau memang harus”. Coba kita cermati kalimat ini. Dia tak berkeberatan untuk berubah dan menjadi sesuatu yang baru lebih baik.
Kawan, marilah koreksi diri sendiri. Pernahkah kita bertanya kenapa orang lain melakukan hal ini kepada kita? Apakah kita terlalu menyebalkan sehingga orang disekitar berat untuk berbincang dengan kita? Apakah senyum kita ada saat kita bertemu dengan mereka? Saatnya kita rubah prinsip hidup aku adalah aku menjadi aku adalah aku dan kalian.
Sutorejo, Surabaya, 081211
Dalam keheningan malam di sela-sela penyelesaian TA
Komentar