Hafalan Shalat Delisa


Pertama kali aku mendengar judul ini saat dalam perjalanan Kediri-Surabaya via status salah satu teman mayaku, “Habis nonton Hafalan Shalat Delisa, Terharu”, Oooh habis nonton film pikirku. Sesampainya di kos ku lihat bapak dan ibu kos beserta 3 mutiaranya bergegas pergi, “ mau nonton Delisa", jelasnya waktu ku tanya akan kemana.
Hmm… Bukan karena namaku (Lisa, red) yang sering dipanggil “de” menjadi “De’ Lisa” menjadi mirip dengan si tokoh lantas aku penasaran, hehe, tapi karena film ini diadopsi dari novel dan rata-rata film begini (adopsi novel) memiliki nilai beda di mata pecinta karya sastra. Mau nonton, tapi lihat tugas kuliah (UAS dan Skripsi) menghadang, akhirnya kuurungkan niatku. Dan aku berencana nonton film ini selepas skripsi (Kamis, 12 Januari 2012), tapi akhirnya pun tidak jadi karena hujan (_ _“)

Beberapa bulan setelah semua urusan selesai (and I still have been an unemploy), aku mulai  hunting lagi film ini, alhamdulillah ada di youtube, full pula. Seketika sumringah ni wajah. Dengan berbekal IDM, download dah… :)
Satu kata dari ku, menyentuh… Terlepas dari efek film yang memang tidak sesempurna film Hollywood, tapi aku suka. Terlebih ada beberapa scene yang mengena, misal saat Delisa bilang ke umminya “Ummi, Delisa cinta ummi karena Allah” yang ia niatkan hanya untuk mendapat coklat dari ustadz mengajinya. Ckckck…

Lalu ketika ia terbangun ditengah malam dan mendapati Abinya merenung, lalu ia ucapkan kalimat cinta serupa yakni, “Abi, Delisa cinta abi karena Allah”

Lalu ketika Delisa mendapat coklat kiriman dari kak Sofi, relawan yang dekat dengan Delisa, dia takjub melihat banyaknya coklat itu, dan seketika berfikir, “dibagi ke siapa ya ini?” hmmm… :')

sebenarnya masih banyak adegan yang membuatku takjub, ketika Delisa kesulitan menghafal bacaan shalat dan dibantu oleh kakanya dengan jembatan keledai, ketika Delisa dengan ringannya meminta kamar baru saat tahu bahwa rumahnya rata dengan tanah, ketika Delisa membuat Nissan untuk kakak-kakaknya, ketika Delisa menghibur Umam di pemakaman massal, dan masih banyak lagi.
Dan, ngga nunggu lama-lama, aku langsung cari novelnya. Subhanallah,,, aku menemukan penulis favorit baru, Tere Liye. \(^o^)/

Komentar

Farial naftalin mengatakan…
dek lisaaaaaaaaaaaaaaa
Abidatul Izzah mengatakan…
Mbak linaaaaaaa......
Blogger juga yak??? :D
Farial naftalin mengatakan…
Yup...coba2...heheeeee

Postingan populer dari blog ini

Artikel: Kaya vs Miskin

Definisi Cinta